Rabu, 23 Maret 2011

Pergerakan Mahasiswa dan Organisasi Ekstra kampus.

Sebelum membaca tulisan ini,saya memohon maaf kepada pihak manapun yang kurang berkenan atas tulisan saya ini.Sekali lagi saya mohon maaf jika kurang tepat,tidak benar,atau salah total.saya sedang memulai untuk belajar!

Sabtu saya beserta beberapa teman saya dari jurusan mengikuti acara TLMT (Traning lembaga mahasiswa terpadu) yang diselenggarakan BEM FT KM UNDIP,Acara yang luar biasa dengan materi dan fasilitas yang luar biasa pula.acara ini diperuntukan bagi pengurus harian Himpunan Mahasiswa darimasing-masing jurusan yang ada di fakultas teknik.satu materi yang sangat menarik bagi saya mengenai Pergerakan mahasiswa,dan memang sudah lama saya menanti nanti mendapat materi ini dari suatu seminar meski kemarin saya sudah dapat di LKMM DASAR.dan materi ini sangat membantu saya untuk memahami pergerakan mahasiswa saat ini.
Sejarah telah mempercayakan kepada mahasiwa bahwa mahasiswa adalah agen revolusi dan problemsolver bagi masyarakat.Di mulai dari proses Negara kita Indonesia raya merdeka ini terbentuk, para akademisi pada waktu itu yang terwadahi dalam Idische Partij mempunyai peran yang cukup signifikan terhadap proses kelahiran NKRI. Kemudian peristiwa pada tanggal 16 agustus 1945 drama rengasdengklok yang disutradarai Soekarni,Wikana,Chaerul saleh,dkk dengan sempurna berhasil menggoreskan kata MERDEKA dilangit Indonesia.Dan bagaimana Mahasiswa angkatan 66 berhasil menumbangkan rezim orde lama pada waktu itu.Masih tercatat pula di ingatan bagaimana orde baru tumbang sepuluh tahun silam. Mahasiswa pada waktu itu mempunya satu common enemy sehingga secara masif mereka bergerak bersama dengan satu tujuan yaitu menumbangkan orde baru sehingga akhirnya lahir orde reformasi. Masa berlalu tahun berganti sekaan Negara ini kembali terlahir.Dan sekarang Negara kita bagaikan anak umur 3 tahun,yang sedang lucu-lucunya.lucu, dipermainkan berbagai ideology-ideologi yang mulai masuk ke kepala setiap orang termasuk Mahasiswa.Perang ideologi tak terbendungkan lagi Setiap orang berusaha mencari pembenaran atas ideologi kelompoknya dan berusaha agar bisa diaplikasikan dalam sistem kenegaraan. Berawal dari segelintir mahasiswa idealis, muncul bermacam organisasi ekstra kampus sebagai sarana terwujudnya negara sesuai dengan cita-cita idealismenya. Aktivis-aktivis kampus mencoba menjadi problem solver dari berbagai masalah kenegaraan dengan cara masing-masing. Bergerak sendiri sendiri tanpa koordinasi. Yang ada adalah perang ideology antar kelompok tanpa memikirkan adanya musuh bersama yang harus dihadapi bersama.
Pemanfaatan mahasiswa untuk kepentingan politik sudah menjadi rahasia umum,pencerdasaan politik yang sedang diusahakan rasa-rasanya malah menjadi pembodohan politik,dan yang sangat disayangkan adalah ketika salah satu kekuatan kepentingan politik dengan memanfaatkan organisasi ekstra kampus ini memojokkan lawan politiknya dengan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar dan sangat tidak obyektif dengan tujuan untuk menjegal lawan politiknya,bahkan sering saya alami doktrinasi untuk mengubah mindset saya tentang organisasi ekstra X dan mengkrikik pedas organisasi lawan politiknya ,Yang ujung-ujungnya saya diajak menjadi bagian dari organisasi mereka.

Selain itu menurut Penelitan yang dilakukan disalah satu universitas negeri menunjukkan bahwa organisasi ekstra kampus mengalami groupthink ketika tidak lagi kritis dalam memeriksa tindakan kelompok dan berkonflik dengan organisasi ekstra lain dalam penguasaan organisasi intra kampus. Groupthink terjadi karena organisasi ekstra kampus mengikat anggotanya tidak hanya pada proses komunikasi formal namun juga pada proses komunikasi non-formal organisasi. Timbulnya groupthink dipengaruhi oleh ideologi kelompok yang harus dikomunikasikan, adanya kelompok lain yang dianggap sebagai lawan dan budaya kelompok yang sangat berpengaruh pada kedekatan emosional anggota organisasi ekstra. Ketiga hal ini menjadikan kelompok semakin kohesif. Perbedaan gejala groupthink yang muncul dan kadar kekuatan gejala dipengaruhi oleh karakteristik komunikasi di dalam kelompok dan kondisi persaingan dengan kelompok lain. Groupthink menyebabkan anggota meletakkan organisasi ekstra pada prioritas yang lebih tinggi, termasuk bila anggota juga merupakan pengurus organisasi intra kampus. Hal ini berpengaruh dalam idealisme kinerja organisasi intra kampus.
Bahakan miris Pemilihan Raya untuk memilih ketua/wakil lembaga eksekutif di kampus tidak lagi menjadi ajang pembelajaran demokrasi yang sehat tetapi menjadi ajang perang ideology dan persaingan antar organisasi ekstra.bahkan disalah satu fakultas di unversitas saya,ketua dan wakil ketua sudah dicrate sedemikian rupa sehingga yang jadi nantinya berasal dari organisasi ekstra tertentu,karena memang basis mereka berada difakultas ini.
Bukankah dengn seperti ini Gerakan mahasiswa menjadi terpecah belah?
Seharusnya Organisasi-Organisasi ekstra ini bisa legowo memberi ruang bagi ideologi lain untuk masuk kekampusnya,atau tidak saling menjatuhkan satu sama lain,dengan demikian akan tercipta suasana kampus yang dinamis dan ideal,dan kampus bisa menjadi wadah pembelajaran dan pencerdasan politik yang baik.Solusi lain adalah dengan tidak diperbolehkanya Organisasi ekstra kampus untuk masuk ke lingkungan kampus,tetapi ini akan mrnjadikan suasana politik kampus menjadi tidak greget.
Apapun organisasi anda,dan seperti apa ideologinya ini harus tetap kita perjuangkan,HIDUP MAHASISWA!!HIDUP RAKYAT INDONESIA!!